FONEM &
ALOFON
ALOFON
— Variasi
pada bunyi
— Ada
banyak variasi bunyi vokal depan, tengah, dan belakang
— Seperti
pada vokal depan atas [i] dan vokal depan bawah [I]
— Tidak
ada pasangan minimal untuk membedakan [i] dan [I] dua buah fonem, tapi memiliki
distribusi yang berbeda
— Cth:
[i] : <i.ni> [ini]
[I] : <ba.tik> [batik]
— Dari
contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa [i] dan [I] bukan dua buah fonem yang berbeda, melainkan anggota dari
fonem yang sama [i]. Anggota ini yang dinamakan alofon.
Mengapa
bukan dua buah fonem yang berbeda?
·
Karena tidak
ada perbedaan makna antara [i] dan [I], meskipun beda suara (fonetiknya)
— Namun,
vokal [i] dan [I] distribusinya berbeda. Vokal [i] digunakan pada suku kata
terbuka dan bukan koda (di akhir kata), sedangkan vokal [I] pada suku kata
tertutup.
— [i]
dan[I] mempunyai distribusi komplementer.
— Fonem
itu direalisasikan oleh alofon.
— Fonem
mempunyai sejumlah alofon, dikarenakan pada kenyataannya pengucapan satu fonem
berdampingan dengan fonem lain.
— Distribusi komplementer
(berdistribusi saling melengkapi): alofon-alofon yang memiliki posisi khas yang
tidak dapat dipertukarkan tanpa menimbulkan kejanggalan.
Contoh: fonem /p/ pada bahasa
Inggris mempunyai alofon-alofon: [pˉ], [p], dan [pʰ]
— Alofon-alofon sebuah fonem dapat juga
menunjukkan ciri hubungan yang
disebut bervariasi bebas.
Contoh: pelafalan fonem /e/ dalam bahasa
Indonesia memiliki alofon-alofon [e] dan [ԑ] di mana dapat dikatakan bahwa [e]
dan [ԑ] adalah bervariasi bebas.
Alofon dan Ejaan
— Huruf
latin hanya ada 26 huruf, tapi jumlah fonem di Indonesia ada lebih dari itu,
belum lagi dengan alofonnya.
— Pada
abjad latin hanya ada 5 huruf vokal tapi di Indonesia ada 6. hal itu
menyebabkan ada satu huruf
yang mewakili dua fonem, seperti huruf <e>
|
|
![]() |
||
![]() |
|

Fonem
— Mengkaji
bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna
— Untuk
membedakannya (apakah itu fonem atau bukan) bisa dengan pasangan minimal.
Contoh:
t-u-a-h
T-u-a
— Terjadi
perbedaan makna antara dua kata tersebut, disebabkan bunyi [h]
— Hal
itu menandakan bahwa bunyi [h] sebuah fonem.
— Dalam
bahasa Indonesia, fonem dibagi menjadi tiga: fonem vokal, diftong, dan konsonan. Ketiganya bisa juga
menggunakan pasangan minimal untuk mencari tau, apakah itu fonem atau tidak.
— Contoh
fonem vokal
Fonem /i/ awal: ikan dan akan
tengah:
makin dan makan
akhir:
dari dan dara
— Contoh
fonem diftong
Fonem /ay/: gulai dan gula (gulay
dan gula)
— Contoh
fonem konsonan
Fonem /p/ awal: paku dan baku
tengah:
kapur dan kabur
akhir:
dekap dan dekat
— Fonem
yang dilafalkan
— Ada
banyak, jadi hanya ditampilkan beberapa contoh saja, selebihnya buka halaman 76
— Fonem
/i/ (vokal)
Pada
suku kata terbuka direalisasikan sebagai bunyi [i], seperti: <kini>
[kini], <lidi> [lidi]
Sedangkan pada silabus tertutup
direalisasikan sebagai bunyi [I], seperti: <ambil> [ambIl] dan
<lirik> [lirIk]
— Fonem
/d/ (konsonan)
Mempunyai dua macam realisasi
1. [d ]
sebagai onset (di tengah kata), seperti: <hadis>
[hadis ] dan <dada> [dada ]
2. [d ]
sebagai koda (akhir kata), seperti: <abad>
dilafalkan [abad ] atau [abat ]
— Gugus
fonem adalah dua buah fonem yang berbeda tapi dalam satu suku kata
— Deret
adalah pemisah antara dua fonem yang berbeda di suku kata yang berdampingan
— Ada
dua jenis gugus dan deret:
- Gugus dan deret vokal
Gugus vokal sama dengan diftong. Seperti: Pulau dan survei
Sedangkan deret vokal yang ada sampai
sekarang adalah
aa:
seperti pada kata sa-at dan ta-at
au:
seperti pada kata la-ut dan da-un
ai:
ka-in dan ka-it
Lainnya
seperti ao, ua, ue, ui, ia, iu, io, oa, oi, dan eo.
2. Gugus dan deret konsonan
— Disebut
juga sebagai klaster. Dua huruf konsonan yang berdampingan, seperti pada kata ambil.
Contoh lainnya
- br: brahmana
- dw: dwidarma
— Menurut EYD bahasa Indonesia gugus br dalam
kata labrak , sebenarnya
dimasukkan sebagai deret, karena pengucapannya dipisah Lab-rak
— Seringkali
untuk memindahkan gugus konsonan tertentu, diselipkan vokal [é ] (anggap saja ini e seperti yang ada
di buku) seperti pada kata praktekà peraktek negrià
negeri
— Deret
konsonan
Berikut beberapa contohnya
- bd: sab-da
- bl: kib-lat
- km: suk-ma
(contoh lainnya di hal 86)
— Terkadang
untuk memudahkan lafal, seringkali deret konsonan hilang dan disisipi vokal
tengah sedang [é ], seperti pada kata:
- coklatà cokelat
- pasrahà paserah
0 komentar:
Posting Komentar