Sabtu, 21 Februari 2015

Analisis Novel Salah Pilih | Menikahi Saudara

Novel Salah Pilih



Judul Buku                              : Salah Pilih
Nama pengarang
                    : Nur St. Iskandar
Penerbit, Cetakan Ke-
             : Balai Pustaka, 27
Kota Terbit
                             : Jakarta
Tahun Terbit
Cetakan pertama
                    : 1928
Cetakan kedua puluh tujuh
     : 2006
Jumlah Halaman
                     : 262 halaman
Ukuran
                                   : 14 X 20,5 cm


Di novel ini diceritakan hidup sebuah keluarga di daerah Sungai Batang, Minanjau, Suku Minang, Sumatra Barat. Di keluarga ini, Ibu Mariati menjadi tulang punggung dari kedua anaknya. Yakni Asri semabagi anak kandung laki-lakinya dan Asnah sebagai anak angkat perempuan. Maryati dikenal sebagai ibu yang baik hati dan ringan tanggan terhadap sesama. Maka tak heran ketika kedua orang tua Asnah meninggal, dengan sukarela Maryati merawat dan menghidupi Asnah sebagai anak angkat.
Dibantu Liah, atau biasa dipanggil Mak Cik Lia, Ibu Maryati tanpa ada pilih kasih, Ia merawat Asri dan Asnah. Bahkan semenjak Asnah masuk kedalam keluarga Maryati. Asri merasa terhibur memiliki teman bermain dan tempat bercerita. Begitu pula Ibu Maryati, Ia begitu senang dengan sifat baik, cerdas, telaten yang dimiliki Asnah. Kehidupan keluarga ini begitu harmonis hingga Asri dan Asnah menginjak usia dewasa.
Persaudaraan Asri dengan Asnah sangat erat. Sampai-sampai mereka tahu semua rahasia dari masing-masing mereka, bahkan ibu mereka Maryati tidak mengetahuinya. Hanya satu rahasia yang tidak diketahi Asri, kalau Asnah ternyata memendam perasaan cinta kepada Asri.
Sayang, Ibu Maryati meminta Asri untuk segera menikah. Asnah tahu, tentu bukan dia yang akan dinikahi. Mengingat adat yang memang melarang pernikahan sesuku. Alhasil Asri menjatuhkan pilihannya pada gadis cantik anak bangsawan bernama Saniah, yakni adik kandung mantan kekasihnya dulu. Akhirnya Asri dan Saniah bertunangan lalu menikah.
Saniah adalah anak bungsu Ibu Saleah dari tiga bersaudara; Rusiah, Kaharudin dan Saniah sendiri. Ibu Saleah dikenal begitu teguh memengang adat sukunya. Ia sejak kecil sudah terbiasa dengan semua harta kekayaan. Terlebih setelah menikah dengan Datuk Indomo. Hal ini yang kemudian menulari Saniah menjadi orang yang sombong, angkuh, manja, egois, merendahkan orang lain. Sifat-sifat Saniah tersebut yang kemudian membuat kehidupan rumah tangga Asri dengannya.tidak bahagia.
Apapun tindakan Asri menjadi serba salah. Semua itu tidak lepas dari mertuanya, Ibu Saleah yang menyetir Saniah untuk mengikuti adat. Sedang Asri adalah orang yang berpikiran merdeka. Akibat adat yang kolot, Saniah tidak suaka bergaul dengan tetangganya yang ia pandang tidak sederajat. Karena sikap istrinya, Asri menjadi ikut dibenci tetangganya.
Kenyataan ini kemudian membuat Ibu Maryati ibunda Asri jatuh sakit dan semakin parah hingga menyebabkan Ia mati. Kematian Ibu Maryati memperburuk hubungan Asri dengan Saniah. Asri tersadar bahwa cinta yang sebenarnya adalah Asnah. Terlebih sebelum ibunya meninggal, ibunya menyesal memaksanya untuk segera menikah. Dan Ia berpesan untuk menikahi Asnah sebab dalam agama membolehkan pernikahan beda darah meski sesuku.
Suatu saat Asri dibuat cemburu ketika datang kawan lamanya bernama Hasan Basri meminta izin untuk melamar adiknya Asnah. Karena perasaan yang tak karuan, Asri tak mampu memutuskan dan meminta agar Hasan menayai langsung Asnah. Namun apa yang terjadi, Asnah justru menolak lamar Hasan. Sikap ini disambut gembira oleh Asri, mengetahui perasaan cinta yang tak bias dipungkirinya.
Hubungan Asri dengan Asnah dicurigai oleh Saniah. Lantas Saniah menghardik Asnah dengan segala hinaan. Kelakuan Sanih yang kelewatan membuat dalam keluarga itu terjadi pertengkaran hebat. Akhirnya Asnah memilih untuk pergi ke rumah bu Mariah adik almarhum Ibu Maryati.
Kepergian Asnah bukanya memeperbaiki hubungan Asri dan Saniah justru membuat Asri jarang di rumah dan memilih menyibukan dirinya di masyarakat dengan membuat koprasi dan sekolahan. Saniah merasa dicampakan ia marah dan kabur dari rumah pulang ke ibunya. Kebetulan saat itu Ibu Saleah mendengar kabar anak keduanya Kaharudin, diam-diam akan menikahi anak rakyat jelata. Ibu Saleah geram, bersama Saniah mereka berdua buru-buru pergi menyusul Kaharudin untuk membatalkan pernikahan anaknya. Naas, dalam perjalanan mobil yang mereka tumpangi jatuh kejurang. Membauat Ibu Saleah dan Saniah termasuk sopir bayarannya tewas.
Asri begitu sedih mendengar kabar kematiann istrinya. Meski istrinya bukan stri yang baik ia merasa bersalah belum mampu membimbingnya. Kini Asri hanya tinggal bersama Mak Cik Lia. Berhari-hari ia memikirkan saudar tirinya Asnah. Kemudian setelah meminta pertimbangan Mak Cik Lia. Akhirnya Asri memutuskan untuk menyumbangkan semua hartanya kepada masjid, sekolahan dan menyerahkan harta istrinya pada saudara-saudara Saniah.
Asri berpikir jika ia menikahi Asnah di daerahnya tentu atas nama adat, Ia akan diusir dengan tidak terhormat. Maka Asri memilih untuk merantau ke jawa mengajak Asnah untuk menikah di sana. Kengan kosnsekuensi memulai kehidupan dari nol.
Benar saja meski hidup dengan keterbatasaan dan kesederhanaan, pernikahan mereka membuat kehidupan mereka bahagia dan harmonis. Suatu saat ditengah rutinitas mereka di Jawa. Tepatnya di Jakarta. Tanpa diduga datang surat dari kampung halaman yang berisi Asri dan Asnah diminta untuk kembali ke Maninjau. Sebab tidak ada yang bias menggantikan kepiawaian Asri memimpin daerahnya. Tanpa pikir panjang keduanya segera pulang walau berat juga meninggalkan kawan-kawan di Jakarta. Sesampainya di Maninjau mereka berdua disambut dengan meriah. Menginggat jasa-jasa Asri pada daerahnya dan kelembutan tabiat Asnah.

0 komentar:

Posting Komentar