Novel Azab dan Sengsara
Tema
yang diangkat dalam novel Azab dan Sengsara tentang kebiasaan
buruk masyrakat akan berbuah azab dan sengsara. Sebelum
menkajian novel ini, berikut tokoh-tokoh sekaligus watak yang
bermain dalam kisah Azab dan Sengsara; Mariamin (gadis baik), Aminu’ddin
(Laki-laki baik), Nuri (ibu mariamin sederhana), Ayah aminu’ddin (bijak), Kasibun (jahat), Marah Saito (penghasut).
Novel ini akan banyak interaksi tokoh yang menimbulkan reaksi sosial. Maka
lewat tindakan sosial novel ini akan dukupas sesuai perinsip sosial.
Teori
tindakan sosial max weber
Tindakan
sosial terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka.
Hubungan sosial menurut Weber yaitu
suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-beda, sejauh tindakan itu
mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan orang lain.
Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi
Max
Weber dalam (J Dwi Narwoko dan Bagong
Suyanto, 2006:18) mengklasifikasikan empat jenis tindakan sosial yang
mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakat yaitu;
a. Rasionalitas instrumental
Tindakan
sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar
yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang
dipergunakan untuk mencapainya. Tindakan sosial ini terjadi ketika Aminu’ddin
lebih memilih mematuhi ayahnya untuk menikahi gadis pilihan ayahnya meski
sebenarnya ia mencintai Mariamin ketimbang gadis itu. Konsekuan yang diterima
Aminu’ddin adalah kesedihan dan kekecewaan.
b. Rasionalitas yang berorientasi nilai
Alat-alat
yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara
tujuan-tujuannya sudah ada didalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang
bersifat absolut. Tindakan sosial ini tersirat ketika Sutan Barigin ayah
Maramin ketika muda menghambur-hamburkan uang untuk berjudi dan foya-foya.
Harta adalah lat yang tujuannya tergantung pertimbangannya. Andai Sutan Barigin
tidak bersifat sombong, tamak, malas mungkin Azab serta kesengsaraan tidak akan
menimpa anaknya yakni mariamin.
c. Tindakan tradisional
Seseorang
memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek
moyang, tanpa refleksi yang sadar atau
perencanaan. Tindakan sosial ini mencerminkan sifat ayah Aminu’ddin yang
berpegang teguh terhadap adat. Ia menikahkan Aminu’ddin dengan gadis yang
menurutnya pantas menurut strata sosial. Baginda diatas atau ayah Aminu’ddin
menolak untuk menikahkan anaknya dengan Mariamin
d. Tindakan afektif
Tindakan
ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan
sadar. Tindakan afektif bersifat spontan, tidak rasional dan merupakan refleksi
emosional dari individu. Tindakan Sosial tersebut terjadi ketika suami Mariamin
yaitu Kasibun marah dan memukul Mariamin sejadi-jadinya karena tersulut api
cemburu melihat Aminu’ddin kekasih lama Mariamin datang kerumahnya.
Menurutnya
bahwa keempat tindakan tersebut sulit diwujudkan dalam kenyataan, namun apapun
wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti subjektif dan pola-pola motivasional
yang berkaitan dengan itu. Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana antara
pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna tindakan
sosial yang mereka lakukan.
Seregar Merari. 2000. Azab dan Sengsara. Jakarta. Balai Pustaka
Seregar Merari. 2000. Azab dan Sengsara. Jakarta. Balai Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar