Sabtu, 21 Februari 2015

Analisis Novel Ayat Ayat Cinta | Nikahi Dua Agama

Ayat Ayat Cinta



Judul buku                        :           Ayat Ayat Cinta
Nama pengarang               :           Habiburrahman El Shirazy
Tempat penerbitan buku   :           Jakarta, Penerbit Republika
Tahun penerbitan              :           2004
Tebal buku                        :           20, 5 x 13, 5 cm
Jumlah halaman                :           418 halaman
Harga buku                       :           Rp 43. 500, 00

Novel bertajuk cinta yang dibalut dengan gaya islam ini mampu menarik minat baca dari berbagai kalangan. Mulai dari remaja, dewasa, terpelajar hingga masyarakat biasa. Gaya bahasa yang lugas, runtut, dan sedikit kiasan serta latar seting Al Azhar, Kairo, Mesir yang didiskripsikan begitu detail membuat novel pertama karya sastrawan muda Habiburrahman El Shirozy banyak diburu.
Novel best seller karya sarjana Al Azhar ini berhasil membuat produser film Damoo Punjabi melalui sutradara Hanung Bramantyo tertarik untuk menggarap novel ini menjadi film layar lebar.
Melalui novel Ayat-Ayat Cinta kini karya sastra islami kembali terangkat kepermukaan. Sebab dalam novel ini disuguhkan nilai-nilai keteladanan kental akan moral yang direfleksikan dalam bentuk kebudayaan, pendidikan, dan percintaan.
Fahri tokoh utama dalam Novel ini adalah salah seorang mahasiswa Al Azhar dari Indonesia yang memburu gelar master. Di novel ini ia mewakili sosok yang hampir sempurna fisiknya maupun kepribadianya. Karakter Fahri seolah mengajak pembaca untuk mengaguminya. Seperti halnya Nurul, Noura, Aisyah, dan Maria yang terpesona oleh sosok Fahri.
Laki-laki bernama Fahri bin Abdullah Shidiq ini tinggal di flat sederhana di pemukiman padat kairo bersama ke empat temanya Rudi, Saiful, Hamdi, dan Misbah yang juga berasal dari Indonesia. 
Di flatnya Fahri bertetangga dengan keluarga Boutros penganut Keristen koptik termasuk Maria teman Fahri. Kemudian keluarga Bahadur dan tiga orang putrinya Noura, Suzana, dan Noura. Novel ini menyajikan kehidupan bertetangga dengan bumbu watak kluarga Boutrus yang penuh toleransi dan Bahadur tetangga yang pemarah.
Kisah asmara dalam novel ini menjadikan Fahri sebaga sentralnya dan menjadikan keempat wanita yakni Aisyah, Maria, Noura, dan Nurul sebagai tokoh cabang. Cinta antara fahri dengan keempat wanita ini beragam sikap. Semula dikisahkan Fahri memiliki rasa kepada mahasiswa asal Indonesia bernama Nurul. Namun Fahri yang sadar hanya anak seorang petani membuatnya minder mencintai anak Kyai. Sebaliknya Nurul menjadi meragukan isi hatinya meski sebenarnya memendam rasa.
Adapun yang kedua, Cinta Noura tumbuh karena empati yang diberikan Fahri pada kekacauan hidupan Noura sebagai anak tiri dari keluarga rusak Bahadur. Dengan alasan itu melalu suratn, Noura mengungkapkan cintanya pada Fahri, namun sayng cintanya bertepuk sebelah tangan. Fahri justru tak membalas perasaan itu dengan alasan Fahri ingin fokus meloloskan proposolnya jika ingin segera lulus. Pukulan itu berbuntut pada emosi yang dilemparkan pada Fahri dengan menfitnah bahwa Fahri telah memperkosanya.
Sedangkan yang ketiga, Fahri dan perempuan bernama Aisya keturunan Jerman, Turki ini. Dipertemukan di metro tatkala perjalananya menuju masjid abu bakar as-sidiq. Saat itu terjadi perdebatan Fahri dengan warga Mesir yang menghina Aisyah karena memberi kursi kepada penumpang kebangsaan Amerika. Dari situ Aisyah menaruh kekaguman karena sikapnya yang bijaksana dan penuh kearifan. Begitu juga dengan Fahri. Beruntuh gayung bersambut mereka dijodohkan oleh paman Aisyah dam menikah. Tak lama menjalin kehidupan berkeluarga. Mereka ditimpa musibah datangnya fitnah bahwa telah memperkosa Noura. Dengan kesabaran Aisyah demi kebebasan suaminya. Aisyah memohon pada Maria sebagai saksi utama dalam kasus yang menimpa suaminya. Berkat Maria Fahri dinyatakan tidak bersalah dan Noura ternyata dihamili oleh anak angkatnya sendiri Bahadur.
Keempat, Kisah cinta Fahri dengan Maria digambarkan dari persahabatan yang menjadi romantika cinta lintas agama. Maria permepuan sebagai penganut Kristen koptik yang taan dan mengagumi Al Qur’an hingga hafal surat Mariyam diluar kepala. Kisah cinta Maria dan Fahri harus terpisah saat nafas terahir Maria berhembus bersama sahdat tanda kemualafanya. Maria meninggalkan senyum bahiga karena telah memperoleh cinta Fahri meski hanya sebentar menjadi istrinya.
Kisah percintaan ini benar-benar sarat Ayat-Ayat tentang cinta. Karangan fiksi dikemas sempurna dan tersaji dengan aroma islami, seolah benar-benar ada dikehidupan nyata. Novel ini mampu membawa anda pada fantasi bercinta yang santun dan beradab.

0 komentar:

Posting Komentar