Sabtu, 21 Februari 2015

Analisis Novel Salah Asuhan | Lebih Baik Dijodohkan

Novel Salah Asuhan

karya Abdoel Moeis

Amanat novel Salah Asuhan dapat diperoleh melalu perwatakan tokoh-tokoh dalam cerita. Berikut beberapa perwatakan yang tersirat oleh interaksi para tokoh dalam novel terbitan tahun 1928 ini.          
  
1.      Hanafi
i)        Sombong
·         Hanya mau bergaul dengan bangsa belanda
·         Mengacuhkan nasehat ibunya
ii)      Tidak tau diri
·         Mengganti identitas kebangsaannya
·         Menelantarkan istri sekaligus anak dari orang yang sudah membiyayai hidupnya saat sekolah di HBS
iii)    Mudah terpengaruh
·         Gaya hidupnya yang kebarat-baratan semnjak hidup di Batavia bersama keluarga belanda.
iv)    Pemarah
·         Sifat marah hanfi keterlaluan hingga Istri, anak, ibu bahkan kekasihnya Corrie ikut jadi korban.
v)      Mudah putus asa
·         Sikap acuh yang ditunjukan ketika patah hati, cintanya ditolak oleh Corrie.
·         Tindakan bunuh diri dengan meminum enam butir sublimat karena kematian Corrie
vi)    Tidak bertanggung jawab
·         Istri dan anak yang menjadi tanggung jawabnya justru ditelantarkan demi Corrie.
·         Membiarkan Corrie kabur ke Semarang
2.      Corrie
i)        Patuh
·         Corrie sangat patuh pada ayahnya yang tidak menginginkan hubungannya dengan pemuda melayu
ii)      Baik hati
·         Corrie tak memandang bangsa seseorang. Hal ini ia tunjukan ketika dengan menerima pinangan Hanafi
iii)    Sensitif
·         Karena prasangka Hanafi terhadap Corrie telah berselingkuh. Corrie pergi dari rumah.
iv)    Lemah lembut
·         Meski sudah lama tidak bertemu Hanafi, Corrie masih membuka hati.
3.      Rapiah
i)        Setia
·         Walau sudah mendapatkan perlakuan tidak baik dari suaminya yaitu Hanafi. Rapiah masih menantikan kepulangan suaminya dari betawi yang diketahu telah berpindah hati ke Corrie.
ii)      Sabar
·         Tidak pernah mengeluh, sakit hati terhadap sifat kasar suaminya.
·         Tak pernah marah meski sering diperlakukan seperti pembantu ketika kawan-kawan belanda Hanafi.
iii)    Sopan
·         Walau berlatar belakang sebagai orang mampu Rapiah tidak pernah bersikap semena-mena terhadap suami dan ibu Hanafi.
iv)    Baik hati
·         Rela mengurus anaknya sendirian demi suaminya yang sibuk bekerja.
4.      Ibu Hanafi
i)        Penyayang
·         Sayang Ibu Hanfi tercermin ketika anaknya patah hati sampai sakit-sakitan
ii)      Pekerja keras
·         Demi anak semata wayangnya ibu Hanfi, ia sekuat tenaga berjuang agar anaknya bias sekolah tinggi sampai ke Betawi.
iii)    Pembalas budi
·         Dilatarbelakangi rasa sungkan kepada keluarga Rapiah, Ibu Hanafi membujuk Hanafi agar mau menikah dengan Rapiah.

Novel ini mengajari kita bahwa tak selamnya cinta sejati harus dikejar. Sebab bisa jadi cinta yang dipilihkan ibu justru tepat dan baik untuk kita. Cuku Hanafi sebagai contoh agar kita tidak meniru watak sombongnya. Corrie juga mengajarikita berfikir realistis. Melalu Rapiah kita juga belajar arti keseriusan dan kesetiaan. Sedang Ibu Hanafi memberikan kita teladan meski tanpa suami bukan berarti tidak bias menyekolahkan anak setinggi tingginya.


 Moeis Abdoel., Salah Asuhan, Jakarta, Balai Pustaka, 1928.
 

0 komentar:

Posting Komentar