Novel Salah Asuhan
karya Abdoel Moeis
Amanat novel Salah Asuhan dapat
diperoleh melalu perwatakan tokoh-tokoh dalam cerita. Berikut beberapa
perwatakan yang tersirat oleh interaksi para tokoh dalam novel terbitan
tahun 1928 ini.
1.
Hanafi
i)
Sombong
·
Hanya
mau bergaul dengan bangsa belanda
·
Mengacuhkan
nasehat ibunya
ii)
Tidak
tau diri
·
Mengganti
identitas kebangsaannya
·
Menelantarkan
istri sekaligus anak dari orang yang sudah membiyayai hidupnya saat sekolah di
HBS
iii)
Mudah
terpengaruh
·
Gaya
hidupnya yang kebarat-baratan semnjak hidup di Batavia bersama keluarga
belanda.
iv)
Pemarah
·
Sifat
marah hanfi keterlaluan hingga Istri, anak, ibu bahkan kekasihnya Corrie ikut
jadi korban.
v)
Mudah
putus asa
·
Sikap
acuh yang ditunjukan ketika patah hati, cintanya ditolak oleh Corrie.
·
Tindakan
bunuh diri dengan meminum enam butir sublimat karena kematian Corrie
vi)
Tidak
bertanggung jawab
·
Istri
dan anak yang menjadi tanggung jawabnya justru ditelantarkan demi Corrie.
·
Membiarkan
Corrie kabur ke Semarang
2.
Corrie
i)
Patuh
·
Corrie
sangat patuh pada ayahnya yang tidak menginginkan hubungannya dengan pemuda
melayu
ii)
Baik
hati
·
Corrie
tak memandang bangsa seseorang. Hal ini ia tunjukan ketika dengan menerima
pinangan Hanafi
iii)
Sensitif
·
Karena
prasangka Hanafi terhadap Corrie telah berselingkuh. Corrie pergi dari rumah.
iv)
Lemah
lembut
·
Meski
sudah lama tidak bertemu Hanafi, Corrie masih membuka hati.
3.
Rapiah
i)
Setia
·
Walau
sudah mendapatkan perlakuan tidak baik dari suaminya yaitu Hanafi. Rapiah masih
menantikan kepulangan suaminya dari betawi yang diketahu telah berpindah hati
ke Corrie.
ii)
Sabar
·
Tidak
pernah mengeluh, sakit hati terhadap sifat kasar suaminya.
·
Tak
pernah marah meski sering diperlakukan seperti pembantu ketika kawan-kawan
belanda Hanafi.
iii)
Sopan
·
Walau
berlatar belakang sebagai orang mampu Rapiah tidak pernah bersikap semena-mena
terhadap suami dan ibu Hanafi.
iv)
Baik
hati
·
Rela
mengurus anaknya sendirian demi suaminya yang sibuk bekerja.
4.
Ibu
Hanafi
i)
Penyayang
·
Sayang
Ibu Hanfi tercermin ketika anaknya patah hati sampai sakit-sakitan
ii)
Pekerja
keras
·
Demi
anak semata wayangnya ibu Hanfi, ia sekuat tenaga berjuang agar anaknya bias
sekolah tinggi sampai ke Betawi.
iii)
Pembalas
budi
·
Dilatarbelakangi
rasa sungkan kepada keluarga Rapiah, Ibu Hanafi membujuk Hanafi agar mau
menikah dengan Rapiah.
Novel ini mengajari kita bahwa tak
selamnya cinta sejati harus dikejar. Sebab bisa jadi cinta yang dipilihkan ibu
justru tepat dan baik untuk kita. Cuku Hanafi sebagai contoh agar kita tidak
meniru watak sombongnya. Corrie juga mengajarikita berfikir realistis. Melalu
Rapiah kita juga belajar arti keseriusan dan kesetiaan. Sedang Ibu Hanafi
memberikan kita teladan meski tanpa suami bukan berarti tidak bias
menyekolahkan anak setinggi tingginya.
Moeis
Abdoel., Salah Asuhan, Jakarta, Balai Pustaka, 1928.
0 komentar:
Posting Komentar