Rabu, 25 November 2015

Analisis Puisi Melayu | Hamzah Fansuri

SENDIRI DENGAN KEKASIH
Puisi Hamzah Fansuri

Sendiri daku bersama cintaku
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
Lintas dan Penglihatan Batin
Melimpahkan karunianya atas doaku
Memahkotaiku, higga enyahlah yang lain, sirna
Antara takjub atas Keindahan dan Keagungan-Nya
Dalam semerbak tiada tara
Aku berdiri dalam asyik masyuk yang bisu
Kusaksikan yang datang dan pergi dalam kalbu
Lihat, dalam wajah-Nya
Tercampur segenap pesona dan karunia
Seluruh keindahan menyatu
Dalam wajah-Nya yang sempurna
Lihat Dia, yang akan berkata
“Tiada Tuhan selain Dia
Dan Dialah yang paling mulia.”


Makna puisi Sendiri dengan Kekasih

Dari kesan awal saat membaca judul puisi ini maka orang akan berfikir puisi  ini mengandung makna perjalanan kisah cinta seseorang dengan kekasihnya. Pada judul ini bisa dikatakan seperti itu namun, apa bila kita cermati setelah kita membaca secara keseluruhan puisi ini maka judul Sendiri dengan Kekasih artinya adalah waktu yang khusus diberikan penulis untuk Kekasihnya, kekasih yang dimaksud disini adalah Tuhan. Mengapa demikian? Jika kita ingat dari awal puisi karya Hamzah Fansuri merupakan puisi-puisi sufi yang mengandung pesan moral keagamaan, maka dari itu tema dari puisi ini adalah keagamaan. Berikut penjelasan puisi ini jika diartikan per barisnya.

Sendiri daku bersama cintaku => Sendiri aku bersama cintaku (cinta kepada Tuhan yang disembah)
Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang => Waktu yang ia gunakan saat menghadap kepada Tuhan (Sembahyang), dalam bait ini kami mengartikan bahwa penulis sedang menunaikan ibadah sholat magrib karena terdapat kata-kata lebih lembut dari udara petang
Lintas dan Penglihatan Batin => Perasaan khusyuk yang dirasakan oleh penulis saat berkomunikasi dengan Tuhan saat sembahyang tersebut
Melimpahkan karunianya atas doaku => Melimpahkan karunia yang tiada tara kepada penulis (mengabulkan doa yang telah ia panjatkan)
Memahkotaiku, higga enyahlah yang lain, sirna => Memberikan kenikmatan yang sangat berlimpah hingga ia lupa akan segala yang ada dan ingin selalu taat untuk menunaikan segalayang diperintahkan.
Antara takjub atas Keindahan dan Keagungan-Nya => Merasa kagum atas segala sesuatu yang Tuhan ciptakan di dunia.
Dalam semerbak tiada tara => Penulis sangat bersyukur atas limpahan yang Tuhan berikan di dunia ini.
Aku berdiri dalam asyik masyuk yang bisu => ia berdiri dalam diam, hanya ada suara hati yang ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan (Sembahyang)

Kusaksikan yang datang dan pergi dalam kalbu => Dia menyimak (melihat) apa yang dikorbankan dan apa yang akan didapatkan atas pengorbanan tersebut.
Lihat, dalam wajah-Nya => Ia berdoa atau bersembahyang dengan sepenuh hati seolah terdapat sesuatu yang ia sembah didepannya dan itu Tuhan
Tercampur segenap pesona dan karunia => Keindahan dan Karunia yang telah Tuhan berikan memadu menjadi suatu kenikmatan yang tidak ternilai
Seluruh keindahan menyatu => Baris ini mengandung arti yang berkaitan dengan baris yang berada diatasnya.
Dalam wajah-Nya yang sempurna => Dalam kekhusyukan yang ia rasakan seolah dapat melihat Tuhan yang ia sembah.
Bait ini berkaitan artinya dengan bait sebelumnya, arti sudah tersirat dalam arti baris sebelumnya.
Lihat Dia, yang akan berkata => Dalam doa penulis seolah tersirat tidak ada Tuhan yang ia sembah kecuali Tuhannya.
“Tiada Tuhan selain Dia
Dan Dialah yang paling mulia.”
1.    Diksi
Pemilihan kata pada puisi ini tidak pada makna sesungguhnya melainkan menggunakan kalimat kiasan dan juga majas, sesuai dengan tema yang akan disampaikan oleh penulis melalui kiasan-kiasan dalam puisi ini.
2.    Citraan

citraan    Baris yang mengandung citraan      
Penglihatan    ·    Antara takjub atas keindahan dan keagungan-Nya
·    Kusaksikanyang datang dan pergi dalam hatiku
·    Lihat, dalam wajah-Nya
·    Dalam wajah-Nya yang sempurna
·    Lihat Dia, yang akan berkata
·    Seluruh keindahan menyatu
·    Lintas dan penglihatan batin      
Pendengaran    ·    “Tiada Tuhan selain Dia dan Dialah yang paling mulia”      
Gerak    ·    Aku berdiri dalam asyik masyuk yang bisu
·    Memahkotaiku, hingga enyahlah yang lain,sirna      
Perasaan    ·    Sendiri daku bersama cintaku
·    Waktu rahasia yang lebih lembut dari udara petang
·    Tercampur segenap pesona dan karunia
·    Melimpahkan karunianya  atas doaku
      
Penciuman    ·    Dalam semerbak tiada tara   

0 komentar:

Posting Komentar